Rabu, 21 November 2012

KEKUATAN BAHAN & KOMPONEN MESIN ( ELEMEN MESIN )



Homepage:
www.mesinfamily.blogspot.com
Facebook:
Teknik  Pemesinan
A.    POROS DAN BANTALAN

Sudjana, Hardi. 2008. Teknik Pengecoran Jilid 3. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.  
B.     KOMPONEN PENERUS DAYA
Sistem Transmisi berfungsi sebagai penghantar daya apakah itu daya listrik atau daya mekanis akan tetapi juga akan berfungsi sebagai pengatur pembebanan terhadap sumber daya dari energi yang tersedia dan dengan demikian energi akan digunakan secara efisien, oleh karena itu dalam perkembangannya system konversi energi listrik kedalam energy mekanik melalui motor listrik ini mekanismenya ditempatkan menjadi satu sehingga outputnya sudah merupakan besaran daya dan kecepatan yang telah disesuaikan.
Pada sistem kerja mekanik system transmisi ini terdapat dalam berbagai jenis seperti, sabuk (belt); roda gigi; rantai; ulir; dan poros dan masing-masing jenis ini memiliki sifat serta karakteristik yang berbeda satu sama lainnya, sehingga dalam pemakaiannya dipilih dan ditentukan berdasarkan kesesuaiannya dengan fungsi dan sifat pemakaiannya, seperti pada system transmisi dengan menggunakan sabuk dimana memiliki sifat yang lebih luwes relative dapat menyesuaikan dengan jarak sumbu pemutar (driver) terhadap yang diputar (driven), memiliki efek slip sehingga sedikit meredam terjadinya overload namun posisi putaran sumbu selalu dapat berubah sehingga tidak sesuai digunakan pada system kerja otomatis (timing belt) kecuali dengan sabuk bergigi (sabuk gilir).
Untuk kebutuhan system transmisi daya mekanik yang dihasilkan melalui energy listrik yang berupa gerak putar dengan kecepatan tetap, system trasmisi ini dibuat dalam bentuk universal dengan karakteristik yang bervariasi dengan konstruksi yang terdiri atas susunan roda gigi (spur gear) dan rangkaian dengan helix.
Elemen transmisi mekanik seperti pada Gambar merupakan reduser dengan perbandingan ratio 1:60 pada keadaan ini putaran dari output shaft (driven) adalah 1/60 dari putaran motor, misalnya motor dengan putaran 1500 rpm, dengan daya 725 watt (1 HP). Dihubungkan pada output shaft melalui clutch atau transmisi sabuk dengan pulley 1:1 maka akan diperoleh putaran: 1/60 x 1500 = 25 rpm. Sedangkan daya akan meningkat menjadi: 60 x 725 = 43500 watt atau 60 HP.
Pemakaian system transmisi dengan menggunakan ulir cacing (worm) ini hanya dapat digerakkan melalui poros ulir cacing dan tidak dapat digerakkan melalui poros roda gigi cacing, dengan susunan yang hanya terdiri atas susunan ulir dan roda gigi cacing ini putarannya akan tetap, namun terdapat juga system transmisi dari jenis ini yang dapat menghasilkan putaran secara variable, walaupun terbatas namun putarannya dapat disesuaikan dengan putaran yang diinginkan.
Power transmisi ialah aspek dari system transmisi yang digunakan sebagai penghantar energy dalam bentuk gerak putar terhadap elemen lain dalam kecepatan gerakan yang sama atau berbeda. Untuk memperoleh gerak putar yang berbeda dari putaran poros yang diberikan oleh pemutar/penggerak (driver) dapat dihitung dengan formulasi sebagai berikut:
Dimana :
D, atau d
=
diameter flat pulley, atau diameter pitch dari V pulley, atau jumlah gigi pada roda gigi atau sprocket.
R, atau r
=
Putaran per menit (rpm) dari poros.
Contoh :
Electric motor digunakan sebagai penggerak pompa piston, Electric motor sebagai sumber daya putar memiliki kecepatan putaran 1440 rpm. Sedangkan kecepatan putaran pompa diperlukan 400 rpm. dan untuk efisiensi Pulley berdiameter 100 mm dengan alur V digunakan sebagai elemen transmisi. Hitung ukuran diameter Pulley yang diperlukan untuk poros pompa.
Penyelesaian :
Jika perbandingan putaran dihitung berdasarkan ukuran pulley dengan formula :
Jadi diameter pulley pada pompa (driven) = 360 mm.
1.      Sabuk Puli
a.      Sabuk datar (Flat Belt)
Pemakaian plat belt tidak sebanyak pemakaian belt-belt yang lain, namun demikian pemakaiannya masih diperlukan, oleh karena itu berbagai hal tentang pemakaian plat belt ini perlu diperhatiakan, antara lain :
1)      Plat belt (Sabuk datar) dengan bahan kulit, ukuran bahan kulit yang terbatas maka untuk pemakaiannya terpaksa harus dilakukan penyambungan, dan dalam pemakaiannya dimungkinkan akan terlepas yakni dibagian ujung sambungan sedangkan bagian yang berhubungan dengan permukaan pulley biasanya akan lebih tahan.
2)      Variasi alat penyambung yang kita gunakan harus diyakinkan bahwa penyambung itu tidak melebar keluar dari batas lebar sabuk (belt).
3)      Canvas yang dicetak pada karet merupakan salah satu jenis sabuk datar yang juga dapat digunakan sebagaimana pada sabuk dari bahan kulit.
4)      Plat belt (Sabuk datar) yang dibuat dari bahan cotton baik alam atau sintetis juga banyak digunakan terutama pada beban yang ringan dengan putaran yang smooth.
b.      Pulley untuk sabuk datar
Pulley untuk sabuk datar dipasang pada kedua poros driver dan driver dengan posisi sumbu dari kedua poros. Pulley pemutar dan yang diputar harus memiliki permukaan yang sejajar.
Untuk pulley yang berdiameter besar harus dibentuk sedemikian rupa dengan mencekungkannya kearah sumbu (Crowned) sebesar 1,50 – 20 sehingga belt akan tetap pada posisinya.
c.       Sabuk “V” (“V” - Belt) - adjustable Vee belting.
Sabuk - “V” (“V” - Belt) dibuat dari bahan katun (cotton) yang dicetak dengan karet segingga cotton tersebut akan menjadi inti dari sabuk tersebut. Sabuk - “V” memiliki ukuran panjang tertentu, bentuk dan spesifikasi dimensinya telah distandarkan. Sabuk ini yang sekarang digunakan pada berbagai industry. Sistem penggerak dengan menggunakan sabuk yang lebih dari satu buah sabuk sebaiknya selalu di stel kesesuaiannya.
Ukuran sabuk yang dibuat dan diperdagangkan memiliki ukuran sabuk sebagaimana yang tercantum pada sabuk tersebut dalam bentuk code atau symbol-symbol, namun untuk profil dari sabuk yang berhubungan dengan lebar sabuk.
M
A
B
C
D
Contoh :
Sabuk dengan type-B tertulis B75 code 4, semua sabuk dengan code 4 ini akan sesuai dan dapat mentransmisikan daya yang diberikan, type B75 ini hanya menunjukan panjang sabuk itu sendiri.
Sabuk V dibuat dalam 5 bagian dan tersedia dengan ukuran panjang dari 200 mm hingga 15200 mm direkomendasikan pula untuk pemakaian pulley yang berdiameter kecil sampai 20 mm harus menggunakan sabuk yang kecil yakni dari type M dan dapat mentransmisikan daya sebesar 0,02 kW pada putaran 1440 rpm. sedangkan untuk ukuran pulley yang kecil sebesar diameter 335 mmdapat menggunakan sabuk dari type D dan dapat mentransmisikan daya sebesar 21,22 kW dengan kecepatan yang sama.
d.      Alur V pada pulley
Alur V pada pulley dimana akan didudukan sabuk V harus dikerjakan dengan hati-hati pada mesin perkakas, kebenaran bentuk serta ukuran dari alur V serta ukuran diameter lubang harus tepat. untuk pulle yang menggunakan alur V lebih dari satu maka alur-alur tersebut harus seragam sehingga masing-masing sabuk akan bekerja secara merata.Kesalahan bentuk dari alur V pada pulley akan mengakibatkan penurunan umur pakai dari sabuk itu sendiri serta akan mereduksi daya yang akan ditransmisikan.
e.       Merakit penggerak
Proses perakitan pulley penggerak harus dilakukan secara cermat dan dipastikan bahwa pulley dalam keadaan sejajar, tempatkan sabuk V yang akan digunakan pada alur dalam keadaan longgar, tekan sabuk kedalam alur sekeliling pulley sebelum distel ketegangannya (tensioning).
2.      Rantai dan Spoket
a.      Roller chains
Precision steel roller chain merupakan salah satu system transmisi daya mekanik yang efisien dan serbaguna, oleh karena itu pemakaiannya sangat luas dan diterapkan diberbagai industry serta tersedia dalam berberapa type serta ukuran yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan.
Precision steel roller chain terdiri atas susunan “jurnal bearing” yang berkaitan satu sama lainnya plat penjepit (penghubung) atau “constraining plates”. Masing-masing bearing terdiri atas bearing pin dan bush dimana chain roller berputar.
b.      Standarisasi dimensional roller chains
Ukuran rantai (roller chains) ditentukan oleh jarak ukur “pitch”-nya yakni jarak ukur antara sumbu bearing pin yang berdekatan, diameter roller serta ukuran jarak lebar antara inner plates.
c.       Sprocket
Sprocket ialah elemen transmisi dengan system rantai (chain) dalam bentuk roda gigi yang berpasangan sesuai dengan dimensional rantai (chain) yang digunakan, profilnya memiliki bentuk yang berbeda dari roda gigi biasanya seperti roda gigi lurus, helix dan lain-lain.
d.      Pemasangan dan perawatan
Bergantuk kepada jenis dan kecepatan gerak dalam pemakaian rantai dapat dilakukan secara terbuka atau tertutup sama sekali, pelumasan dapat diberikan dengan cara tetesan atau kubangan.
Pemeliharaan system transmisi rantai dengan kondisi pemakaian secara terbuka, rantai biasanya dibenamkan/direndam didalam kubangan oli selama satu malam, dengan demikian maka lapisan pelumas yang mengendap didalam pin atau bushes akan terlepas.
Untuk pemasangan harus diyakinkan terlebih dahulu bagian lain yang mendukung system transmisi ini, misalnya kedudukan poros berada pada posisi sejajar antara driver shaft dengan driven shaft-nya serta duduk dengan stabil.
Akurasi kesejajaran poros dan permukaan roda gigi (sprocket) akan menentukan pendistribusian beban secara penuh dan akan berpengaruh terhadap pemakaian maximum dari transmisi ini
Penyetelan ketegangan pada rantai akan mempengaruhi kepada umur pakai dari transmisi ini, oleh karena itu pemeriksaan dan penyetelan ketegangan rantai ini perlu untuk diperhatikan.
Beberapa instalasi system transmisi rantai ini distel ketegangannya dengan cara menggeser salah satu poros
Namun apabila penyetelan dengan cara menggeser salah satu poros tidak memungkinkan maka dapat juga dilakukan dengan menambah sebuah sprocket diantara kedua sprocket (Driver dan Driven) yakni sprocket yang disebut sebagai adjustable idler wheel.
Ukuran idler secara umum memiliki jumlah gigi yang sama dengan jumlah gigi pinion agar tidak terjadi kecepatan putaran yang berlebihan, biasanya ditentukan paling sedikit 3 gigi dari idler sprocket yang kontak dengan rantai. Penyetelan ketegangan dilakukan sebagaimana biasa, dengan diberikan jarak kelonggaran yang memadai yakni sejarak pertengahan A,
Maka jarak A dapat dihitung dengan :
Dimana :
K
=
adalah nilai tetapan dengan ketentuan

=
25 untuk putaran halus (smooth)

=
50 untuk putaran kasar (shock drives)
Contoh:
Lakukan penyetelan ketegangan rantai pada transmisi sepeda motor jika jarak antara sumbu roda belakang terhadap gear pemutar diketahui adalah 500 mm. dan berapakah total kelonggaran yang dibolehkan.
Perhitungan :
Gerakan putaran pada speda motor dapat dikategorikan sebagai putaran kasar sehingga nilai konstanta (K) ditentukan sebesar 50,
maka jika :
e.       Ukuran rantai transmisi
Pengukuran rantai dapat dilakukan secara langsung dan merupakan hubungan dalam penentuan kelebihan panjang, untuk menentukan hal ini maka diperlukan pengukuran dengan langkah sebagai berikut :
1)      Bentangkan rantai yang telah terlepas sambuangannya diatas plat datar yang dilengkapi dengan pengait serta penarik pegas penyeimbang
2)      Dengan menggunakan turnbuckle berikan penegangan dengan :
Dengan demikian maka jarak ukur (Pitch) dari rantai akan diketahui yaitu batas beban (breaking load) dikali dengan Pitch, penerapan ukuran beban itu sama dengan “Short-Pitch” dari rantai tersebut. Sebagai alternative dari penggunaan Turnbuckle dan spring balance dapat juga digunakan pemberat tentunya dengan salah satu ujung rantai diposisikan lebih rendah dari ujung yang lainnya. Pengukuran panjang M dalam millimeter dari di mana prosentase perpanjangan yang diinginkan dalam pemakaian, dan dapat dihitung dengan formula sebagai berikut :
x = harga ukur pitch
Ketentuan umum kedaan ujung rantai dan rantai dapat dipasang kembali ialah apabila perpanjangan mencapai 2% (dalam kasus ini rantai terlalu panjang sebesar 1%). Untuk gerak dengan tanpa syarat penyetelan batas kesalahannya lebih rendah tergantung pada kecepatan dan konstruksinya.
Rantai ini juga dibuat dengan bentuk dan konfigurasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhannya.
f.        Silent Chains and Toothed belt
1)      Silent Chains
Di samping rantai-rantai yang telah dibahas pada uraian tadi terdapat juga jenis rantai yang berbentuk rack yang dapat melilit pada roda gigi, setiap mata rantai berhubungan dengan satu sisi dan bila disusun bersama akan menyerupai sabuk bergigi. Didalam pusat rantai terdapat mata rantai dengan bentuk datar dan akan menempati alur dari roda gigi.
Bentuk gigi dari roda gigi dan rantai adalah evolvente sehingga jika rantai ini dan roda gigi ini berpasangan, rantai akan melingkar dan memberikan gerakan “silent”.
2)      Toothed belt
Belt (sabuk) ini merupakan pengembangan dari “Silent Chain” dan pada beberapa instalasi telah berganti dari Silent Chain kesabuk jenis ini, sabuk dengan gigi dibagian dalamnya dan dibuat dari karet sintetitis dengan lapisan baja dibagian intinya. Bentuk serta ukurannya dibuat berdasarkan standar, sifatnya yang lembut menjadikan sabuk ini lebih banyak digunakan pada system transmisi.

C.    KOPLING DAN REM
Terdapat beberapa jenis kopeling yang digunakan di berbagai industry, namun yang umum dan banyak digunakan antara lain :
1.      Compression Coupling
Compression Coupling yakni kopeling yang digunakan untuk menggabungkan sepasang poros dimana kedua poros tersebut berada pada posisi sejajar, kedua poros yang akan digabungkan tersebut dibentuk tirus pada kedua ujungnya dengan arah berlawanan, dengan demikian maka jika kedua flens digabungkan oleh beberapa baut maka kopeling akan saling mengikat dengan poros dan mensejajarkan diri, pemakaian pasak dapat juga digunakan jika diperlukan.
2.      Flexible Coupling-Disk type
Flexible coupling terdiri atas dua buah bodi yang dibuat dengan pengecoran serta telah disesuaikan melalui proses pemesinan, dengan menggunakan tiga buah pena tegangan tinggi (60-70 ton) didudukan didalam konis dan ditarik oleh masing-masing baut. Pin terpasang menembus karet yang terpasang diantara sepasang flens dengan salah satu ujung pin mengikat presisi pada ujung konisnya.
Ketiga pin yang terpasang pada salah satu
piringan (disk) diposisikan secara bersilang dengan posisi pin yang berada pada disk yang menjadi pasangannya. Jenis lain dari kopeling flexible ini ialah “precision pin and rubber ring-type”, sebenarnya karakteristiknya tidak jauh berbeda, namun demikian kapasitas dan karakteristik mekaniknya yang berbeda .
Nominal rating dihitung dengan :
“Hercus-gear” Flexible coupling ini dibuat dengan laminasi tekanan tinggi pada bush yang memiliki lobang dengan alur pasak standar dan telah digunakan secara luas diberbagai industri
salah satu jenis kopling flexible dengan type-flexicross, komponennya terdiri atas setengah bagian dari badan yang masingmasing
meiliki pembawa (driving dog) yang terpasang pada karet tahan oli (Oil resisting rubber) yang menyilang, dengan demikian beban akan ditransmisikan kesamping sehingga dapat meredam goncangan.
Nilai Rating Nominal dari kopeling ini dapat dihitung :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar