Kamis, 22 November 2012

LAS

 KEGIATAN BELAJAR



 Pengelasan

1. Kegiatan Belajar 1 : Pengelasan Busur Api (Acetelyine)
dan Pengelasan Busur Cahaya (Las
Listrik), Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L)
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1
Setelah mempelajari topik ini diharapkan siswa mampu :
1). Mengetahui langkah-langkah umum K3L dalam pengelasan,
pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan.
2). Menjelaskan pengertian las secara umum, penggunaan las
dan keuntungan pengelasan.
3). Menjelaskan macam-macam las dengan benar.
4). Menjelaskan macam-macam kampuh sambungan las.
b. Uraian Materi 1
1). Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
Setiap pekerjaan hendaknya selalu mengutamakan
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan lingkungan. Apalah artinya
sebuah kemajuan zaman (modernisasi) tetapi selalu mengancam
keselamatan dan kesehatan jiwa manusia dan merusak lingkungan.
Cepat atau lambat kemajuan itu akan menghancurkan kehidupan
manusia itu sendiri, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu Negara kita mempunyai Undang-undang tentang
keselamatan kerja yang melindungi hak kelangsungan hidup manusia
dan kelestarian alam.
Dalam kaitannya kerja body kendaraan perlu diketahui langkahlangkah
yang berhubungan dengan K3L (keselamatan, kesehatan
kerja dan lingkungan). Langkah-langkah umum K3L antara lain :
12
a). Letak, bentuk dan lay out bangunan/bengkel harus sesuai
dengan K3L. Hal ini dibuktikan dengan ijin Pemerintah tentang
pendirian bangunan.
b). Adanya SPL (Saluran Pembuangan Limbah) yang menjamin K3L
atau pengelolaan limbah industri yang sesuai dengan ketentuan
Pemerintah.
c). Perlu diadakan penyuluhan tentang K3L dari instansi yang
berwenang kepada semua warga bengkel atau sekolah (dalam
hal ini SMK Program Diklat Body Kendaraan). Dengan demikian
warga sekolah dapat sadar terhadap pentingnya langkah K3L.
Langkah beserta peralatan K3L secara khusus pada pengelasan,
Pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan sebagian
sudah ada dalam penyampaian materi pada modul ini.
2). Pengertian umum tentang pengelasan, pematrian
Menurut Duetch Industrie Normen (DIN) las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam atau paduan logam yang
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Las merupakan
sambungan setempat dan untuk mendapatkan keadaan lumer atau
cair dipergunakan energi panas. Dari keterangan tersebut mengelas
adalah menyatukan dua bagian logam atau lebih dengan
mengadakan ikatan metalurgi dibawah pengaruh panas. Untuk
mendapatkan ikatan metalurgi ada banyak cara dilakukan, yakni :
a). Logam yang disambung dipanasi sampai pada suhu tertentu
yang terletak dibawah atau diatas sedikit titik lebur, kemudian
logam yang disatukan dengan cara ditekan atau dipukul (las
Tekan).
b). Logam yang disambung bersama-sama dengan bahan tambah
(apabila diperlukan) dicairkan (las busur cair).
13
c). Bahan tambah dicairkan kemudian diletakkan pada logam yang
disambung (pada Pematrian).
Keuntungan penggunaan las adalah :
a). Konstruksi sambungan las mudah dilakukan.
b). Waktu pengerjaan sambungan las relatif lebih cepat.
c). Bahan lebih hemat.
d). Konstruksi lebih ringan.
e). Diperoleh bentuk sambungan yang lebih estetis (indah).
Dari pengertian pengelasan secara umum diatas, maka cara
pengelasan dibedakan menjadi beberapa macam, yakni :
a). Las Tekan
(1). Las Resistansi Listrik
(2). Las Tempa
(3). Las Tekan yang lain
b). Las Cair
(1). Las Gas
(2). Las Cair Busur Listrik
(a). Elektrode tak terumpan (Las TIG/Wolfram)
(b). Elektrode Terumpan
? Las Busur pelindung Gas (Las MIG, Las CO2)
? Las Busur pelindung Fluks (elektrode terbungkus,
elektrode Inti, elektrode rendam.
? Las Busur tanpa pelindung
(c). Las Termit
(d). Las Terak
(e). Las Cair yang lain.
14
(3). Pematrian
(a). Patri Keras
(b). Patri Lunak.
3). Kualitas Hasil Pengelasan
Kualitas hasil pengelasan ditentukan oleh beberapa faktor
antara lain : Teknik Pengelasan, bahan logam yang disambung,
pengaruh panas serat jenis kampuh yang tepat.
a). Teknik Pengelasan
Faktor yang mempengaruhi kualitas las pada pengelasan ini
adalah posisi mengelas, bentuk kampuh sambungan, kecepatan
mengelas, brander las yang dipakai (untuk las gas), ukuran elektrode
(las Busur).
b). Bahan logam yang disambung
Logam yang dipanasi sampai keadaan lumer/meleleh, maka
pada proses pendinginan kembali akan terjadi perubahan sifat
elastisitas logam, jika didinginkan secara perlahan logam akan
menjadi kenyal dan jika didinginkan mendadak (dengan cepat)
logam akan menjadi getas. Logam yang dipanasi tersebut akan
mengalami perubahan komposisi kimia yang terkandung, trutama
unsur karbon (C). Logam yang meleleh pada temperatur tinggi akan
lebih banyak mengandung gas dari pada logam yang meleleh pada
temperatur rendah, dan berakibat logam menjadi keropos. Untuk
menghindari keropos tersebut maka sewaktu pengelasan perlu diberi
bahan fluks (bahan pelindung). Perlu diketahui pula bahwa logam
yang disambung diusahakan mempunyai titik lebur yang sama,
sehingga proses penyambungannya menjadi sempurna.
15
c). Pengaruh Panas
Akibat pengaruh panas terjadi ekspansi dan pemuaian,
sehingga menimbulkan tegangan-tegangan skunder yang tidak
diinginkan. Pada proses pendinginan logam lasan yang meleleh/cair
akan menjalani proses pembekuan. Selama pembekuan akan terjadi
reaksi pemisahan (retak), terbentuk lobang halus, serta
terbentuknya oksida-oksida. Reaksi pemisahan ada beberapa macam
yakni : (a) pemisahan makro, yaitu : terjadinya perubahan pada
garis lebur menuju ke garis sumbu las, (b) pemisahan gelombang,
yaitu : terputusnya gelombang manik las, dan (c) pemisahan mikro,
yaitu : terjadinya perubahan komponen dalam satu pijar atau bagian
dari satu pilar.
d). Macam-macam Kampuh Sambungan Las
Pada rancang bangun suatu konstruksi ada berbagai macam
bentuk kampuh sambungan las. Dalam uraian ini dibedakan menjadi
tiga kelompok kampuh sambungan las yakni : kampuh lurus, kampuh
sudut, dan kampuh Te.
c. = 0 c. = 2-3 mm c. = 2-3 mm
s. = 1-2 mm s. = 2-6 mm s. = 4-6 mm
c. : jarak logam s. : Tebal logam
(a). I Tertutup (b). I Terbuka (c). I Terbuka Lebar
55º-70º
c. = 0 c. = 2 – 3 mm c. = 2-3 mm
t. = 3 mm t. = 3 mm t. = 3 mm
s. = 6-26 mm s. = 6-26 mm s. = 6-26 mm
t. : Tinggi bidang sentuh
(d). Kampuh Ve (e). Ve – Celah (f). Ve – Tumpul
16
s. = 12-40 mm s. = 12-40 mm s. = 12-40 mm
(g). Kampuh Ka (h). Kampuh Eks (i). Kampuh 2/3 Eks
(j). Kampuh U (k). Kampuh ½ U (l) Kampuh Dobel U
Gambar 1. Kampuh sambungan Las bentuk LURUS
(a). Kampuh Sudut Membujur (b). Kampuh Sudut Melintang
(c). Kampuh Sudut Terbuka (d). Kampuh Sudut tertutup
17
(e). Kampuh Kowak (f). Kampuh Lubang
Gambar 2. Macam-macam Kampuh Sambungan Sudut
(a). Kampuh Te Tumpul (b). Te ½ - Ve
(c). Kampuh Te – Ka (d). Kampuh Te ½ U
Gambar 3. Macam-macam kampuh sambungan Te.
18
4). Perencanaan Prosedur Pengelasan
Untuk merencanakan prosedur pengelasan perlu diketahui
beberapa jenis logam dan jenis pengelasan yang biasa dipakai.
a). Pengelasan Besi.
(1). Klasifikasi
Bahan loga ferro biasanya mengandung karbon 0 s.d 4,5%
dan dibagi dalam tiga golongan yaitu : besi (kadar CO : 0 –
0,008%), baja (kadar CO : 0,008 – 2,0%), dan besi cor (kadar
CO 2,0 – 4,5%). Dalam besi kandungan karbon dan unsur
paduan sangat rendah, karena itu besi tidak dapat dikeraskan
dengan pendinginan celup. Besi tempa adalah besi yang
mengandung terak silikat antara 2 – 4%, besi ingot adalah besi
yang murni. Keduanya adalah besi dengan kadar karbon rendah
yang diproses secara khusus untuk penggunaan tertentu.
(2). Jenis las yang dipakai
Pengelasan besi tempa : Las Busur Elektrode Terbungkus
dengan suhu rendah. Pengelasan besi ingot : las Busur Elektrode
Terbungkus dengan suhu tinggi.
b). Pengelasan Baja Karbon
(1). Klasifikasi
Baja karbon : paduan besi dan karbon dengan sedikit
Si,Mn,P,S dan Cu. Sifatnya tergantung dari kadar karbonnya,
sehingga dibedakan menjadi baja karbon tinggi (kadar karbon
0,45 – 1,70%) dan baja karbon rendah (kadar karbon kurang
dari 0,30%).
(2). Jenis las yang dipakai
Baja karbon rendah : baja yang mudah dilas sehingga
dapat dipakai semua teknik pengelasan. Hasil pengelasannya
sangat tergantung dari kesempurnaan langkah persiapan.
19
Baja karbon tinggi : karena mudah menjadi keras dan
hidrogen difusi menyebabkan baja karbon tinggi peka terhadap
retak las. Oleh karena itu perlu dilakukan pemanasan mula. Baja
ini dapat dilas dengan las busur, tetapi pemilihan elektrode harus
diperhatikan (lihat tabel)
Tabel 1. Pemilihan Elektrode Terbungkus untuk Baja Karbon
c). Pengelasan Baja Cor
(1). Klasifikasi :
Lihat tabel berikut untuk mengetahui paduan baja cor dan
penggunaannya :
Tabel 2. Klasifikasi Baja karbon Cor
Jenis Baja Cor Unsur Panduan
Tahan Aus 0,40Tahan Karat Cr, Ni atau Cu
Tahan Suhu Tinggi Cr, W, Mo atau Ti
20
(2). Jenis las yang dipakai
Jenis las yang dapat dipakai : seperti pengelasan baja
karbon atau baja campuran rendah dengan komposisi kimia yang
sama. Cara yang banyak dipakai adalah penggunaan las busur
lindung, sedangkan untuk sambungan sederhana dapat dipakai
las busur rendam.
d). Pengelasan Besi Cor
(1). Klasifikasi Besi Cor
Besi cor adalah paduan besi-karbon dengan kadar C lebih
rendah dari 2% dengan tambahan unsur lain seperti Si, Mn, P, S
dan lain sebagainya. Dalam penggunaan tertentu masih
ditambah lagi dengan Ni, Cr, dan Mo. Kekuatan besi cor pada
umumnya lebih rendah dari baja cor, pada type tertentu
kekuatannya sama baja cor.
(2). Sifat mampu las Besi Cor
Sifat mampu las besi cor dibandingkan dengan las besi dan
baja lainnya lebih rendah. Penyebabnya : (a). Bila terjadi
pendinginan yang cepat akan terbentuk besi cor putih yang keras,
getas dan mudah patah. (b). Persenyawaan gas CO dari besi cor
dan O2 atmosfir las membentuk gas CO yang menyebabkan
lubang halus. (c). Tegangan sisa pada sudut, rusuk dan tempat
perubahan tebal mnyebabkan besi cor mudah retak. (d). Bila
dipanaskan lama, grafit besi cor menjadi kasar dan besi cor
banyak berisi pasir dan berrongga. Elektroda tidak mudah sesuai
dengan induknya, sehingga terjadi lubang-lubang halus.
(3). Cara Pengelasan Besi Cor
Cara pengelasan besi cor dapat dilihat pada tabel berikut :
21
Tujuan dari pemanasan mula disini adalah agar tidak terjadi
pendinginan cepat, sehingga tidak mudah retak.
(4). Elektrode Untuk Pengelasan besi Cor
Cara pemilihan elektroda pengelasan besi cor yang
disesuaikan dengan bahan induknya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3. Klasifikasi Elektrode pengelasan besi cor
Untuk pemilihan elektrode pengelasan besi cor dapat dilihat
pada tabel 3. diatas.
(5). Prosedur Pengelasan besi Cor
Prosedur pengelasan pada besi cor dapat dilakukan dengan
urutan sebagai berikut: (a). Bentuk alur pengelasan, (b).
Pemanasan mula logam induk untuk mencegah terjadinya
pendinginan yang cepat sehingga tidak mudah retak, (c). Proses
pengelasan sesuai dengan mesin las yang dipakai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar